Minggu, 14 November 2010

Bahasa Indonesia

Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, maka kehidupan manusia akan kacau. Sebab dengan bahasalah manusia dapat menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya. Jadi, dengan adanya bahasa, manusia dapat menerima informasi antarsesamanya. Selain berfungsi sebagai ungkapan ekspresi, bahasa juga berfungsi sebagai sarana pengajaran. Proses belajar mengajar tidak akan berjalan tanpa adanya suatu media pengantar yaitu bahasa.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa terpenting di negara Republik Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara yang telah ditetapkan dan dikukuhkan dalan Sumpah Pemuda tahun1928 dan UUD 1945, BAB XV pada pasal 36.

Pengertian Ejaan yang Disempurnakan

Berdasarkan etimologi kata, kata ejaan berasal dari kata dasar eja, yang berarti melafalkan huruf-huruf atau lambang-lambang bunyi bahasa. Parlaungan Ritonga (2005:30) mengemukakan bahwa pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yakni segi khusus dan segi umum. Secara khusus ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang sudah disusun menjadi kata, frase atau kalimat sedangkan secara umum, ejaan berarti keseluruhan dan penggabungan yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca. Dengan demikian, ejaan itu pada dasarnya mencakup penulisan huruf, penulisan kata termasuk singkatan, akronim, lambang bilangan dan penggunaan tanda baca.

Pengertian Diksi

Diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.


Nama : Febriani Widhityo

Kelas : 3 KA 15

NPM : 10108791

Sumber : POSKOTA

Berita pertama

Pemulung Lumpuh, Tinggal di Kolong Jembatan(1)

Senin, 1 November 2010 - 9:55 WIB

GAMBIR (Pos Kota) – Suyatno hanya bisa tergolek(2) lemah di atas kardus dan plastik yang menjadi alas tidurnya. Istrinya, Katmi, setia menunggui(3) sambil memangku anaknya yang berusia empat tahun. Keluarga ini terpaksa tinggal di bawah jembatan layang rel kereta api karena kemiskinan.

“Terpaksa kami tinggal di sini bersama anak-anak, mau ngontrak(4) tidak punya uang. Pokoknya asal bisa tidur aja,” ujar pria 40 tahun itu, saat ditemui Pos Kota, di bawah jembatan layang rel KA di RT 03 RW 04 Kelurahan Kebon Kelapa, Gambir, Jakpus.

Lelaki asal Tegal, Jawa Tengah yang ber-KTP Kelurahan Kebon Kelapa, Gambir, ini tampak lebih tua dibanding usianya, karena didera(5) kemiskinan yang menghimpitnya(6). Sudah setahun lebih, dia mengalami kelumpuhan akibat menjadi korban tabrak lari. Sehingga, tanggung jawab menafkahi keluarga diambil alih istrinya, Katmi yang kini berumur 39 tahun.

“Dulu sebelum lumpuh, saya kerja serabutan(7), terkadang jadi sopir truk sampah atau jadi kuli(8) bangunan, sehingga bisa ngontrak rumah. Sedangkan istri di kampung ngurus anak-anak, tetapi sekarang terpaksa istri yang cari makan,” tutur lelaki jebolan SD.

ISTRI MEMULUNG
Katmi, istrinya, bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan sangat minim(9). Sehari paling banter(14) hanya mendapatkan uang Rp 30 ribu. Uang tersebut, digunakan untuk makan bersama enam anaknya yang masih kecil-kecil.

Makan seadanya(10), agar cukup kami beli nasi bungkus dengan lauk tempe seharga Rp4.000/bungkus. Terpaksa sebungkus dimakan berdua. Sehari makan dua kali,” ucapnya.

Sejak istrinya bekerja, anak-anaknya yang ada di Tegal jadi terlantar dan tidak sekolah, sehingga terpaksa ikut nyusul(11) ke Jakarta. Namun, di ibukota terpaksa harus tinggal di bawah kolong jembatan(12) layang. Kalau tidur hanya beralaskan kardus atau plastik, tanpa ada selimut dan di ruang terbuka tepat di bawah Jembatan layang. “Rasanya sedih dan perih kalau lihat anak tidur sembarangan. Tapi mau gimana lagi, saya lumpuh sementara istri hanya pemulung,” ujar Suyatno.

Lebih menyedihkan lagi, saat hujan deras disertai angin, tempatnya buat tidur kebanjiran. Sehingga terpaksa semalaman, tidak tidur dan hanya berdiri berteduh di bawah jembatan layang. “Kalau kantuknya(13) tidak tertahan, anak-anak terkadang tertidur sambil berdiri,” tuturnya.

Tidak hanya pasangan Suyatno dan Katmi yang tinggal di bawah jembatan layang rel KA. Ada belasan keluarga. Seperti Minten, 75, sudah puluhan tahun tinggal di tempat tersebut. “Sebelum jembatan layang dibangun, saya sudah tinggal di sini,” katanya. (tarta/B)

Kesalahan Ejaan dan Diksi

No

Kata yang salah

Kata yang benar

Keterangan

1

Kolong jembatan

Ruang jalan

Bukan EYD

2

Tergolek

berbaring

Tidak tepat

3

Menunggui

Menunggu

Lebih imbuhan

4

Mau ngontrak

Ingin mengontrak

Tidak tepat

5

Didera

pukulan

Tidak tepat

6

Menghimpitnya

tertekan

Tidak tepat

7

Serabutan

Tidak menentu

Bukan EYD

8

Kuli

Pekerja kasar

Bukan EYD

9

Minim

Sedikit, terbatas

Singkatan

10

Makan seadanya

Makan apa adanya

Kurang tepat

11

Ikut nyusul

Menyusul

Kurang tepat

12

Bawah kolong jembatan

Tempat ruang jalan

Kurang tepat

13

Kantuknya

Rasa kantuknya

Kurang kata

14

Paling banter

Teramat sangat

Bukan EYD


Berita kedua

Kecap Bisa Kurangi Gejala Menopouse

KECAP kini bukan hanya sekedar(1) pelengkap masakan. Bumbu berbahan dasar kedelai yang difermentasikan dengan mikroba ini diklaim dapat mengurangi gejala menopause.

Sebelumnya penelitian telah membuktikan bahwa kedelai memiliki sifat anti-kanker dan juga dapat menurunkan kadar kolesterol. Kini sebuah penelitian terbaru yang telah di terbitkan dalam Journal of Nutrition berhasil menemukan khasiat(2) lain dari kedelai.

Panganan(3) kaya protein ini diklaim dapat mengurangi gejala menopause seperti hot flush, kurang tidur dan bahkan pengeroposan tulang pada perempuan.

Penelitian di Jepang, di mana kecap digunakan sebagai pelengkap makanan sehari-hari, menemukan bahwa perempuan Asia cenderung mengalami gejala menopause lebih ringan bila dibanding perempuan-perempuan Amerika dan Eropa, yang jarang menggunakan bumbu masakan ini.

Menurut para ahli di National Institute of Health and Nutrition, Tokyo, perempuan yang mengonsumsi kedelai maupun kecap sebagai produk turunannya akan memproduksi senyawa S-equol pada tubuhnya yang dapat menghentikan pengeroposan tulang dan penumpukan(4) lemak di tahap awal menopause.

Dalam penelitiannya, sekelompok perempuan di Jepang di minta mengonsumsi suplemen berbasis kedelai yang mengandung S-equol. Setelah selama 3 bulan mengonsumsi, gejala menopause termasuk hot flush serta kekakuan leher dan bahu jauh lebih berkurang.

Menopause dikaitkan dengan babak baru dalam kehidupan perempuan dimana terjadi penurunan hormon estrogen. Penurunan produksi estrogen ini terkait dengan pengeroposan tulang. Sementara gejala yang lebih ringan seperti hot flashes di rasakan oleh setiap perempuan menopause di seluruh dunia.

Dengan demikian makanan ini bisa menjadi alternatif terapi penggantian hormon konvensional yang selama ini digunakan untuk mengatasi ketidaknyamanan pada perempuan saat menopause. – dms

Kesalahan Ejaan dan Diksi

No

Kata yang salah

Kata yang benar

Keterangan

1

Sekedar

Sekadar

Bukan EYD

2

Khasiat

Manfaat, kegunaan

Bukan EYD

3

Panganan

Makanan

Bukan EYD

4

Penumpukan

Timbunan

Kurang tepat

0 komentar:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by ArchitecturesDesign.Com Beautiful Architecture Homes